Pak Yadi selalu berusaha menyadarkan masyarakat bahwa menanam mangrove itu memiliki banyak sekali manfaat, namun masyarakat di sana dahulu masih menganggap menanam mangrove itu tidak mendatangkan uang. Beliau pun tidak pernah kehabisan semangat untuk tetap mengkampanyekan mangrove di pesisir Rembang. Setiap pagi beliau selalu berjalan kaki dari kediamannya menuju pantai untuk menanam mangrove, yang kebetulan jarak antara rumah beliau dan pantainya tidak terlalu jauh, sehingga mudah bagi beliau untuk memonitoring mangrove yang telah ditanamnya.
Tambak-tambak bekas lahan mangrove tersebut, 1 -5 tahun memang masih produktif, namun setelah 5 tahun keatas, hasil tambak dari warga Rembang semakin menurun dan akhirnya tidak berfungsi lagi, sehingga petani tambak selalu mengalami kerugian. Setelah mangrove mereka tebang (yang sangat berfungsi sebagai pemasok nutrien untuk ikan-ikan yang ada di tambak), maka tak ada lagi pasokan nutrien yang berasal dari mangrove.
Kemudian barulah masyarakat sadar betapa pentingnya tanaman mangrove yang ada di pesisir. Mereka yang dahulu menentang Pak Yadi kini malah membantu Pak Yadi untuk turut menyelamatkan pesisir Rembang. Buah hasil dari kerja keras Pak Yadi dahulu, baru dirasakan saat ini. Mangrove yang ditanamnya dahulu, kini sudah mulai tumbuh besar dan lebat. Masyarakat yang dahulunya berprofesi sebagai petani tambak, kini menjadi petani mangrove dan merasakan manfaat dari mangrove itu sendiri.
Lima puluh tahun sudah Pak Yadi berjuang demi kelestarian mangrove dan lingkungan di pesisir Rembang. Perjuangan yang sangat berat dan penuh hambatan. Namun dengan tekad kuat yang dimiliki oleh Pak Yadi, membuatnya tidak pernah putus asa. Alhasil, kini Pak Yadi sudah memiliki kelompok tani mangrove yang penghasilan sehari-hari beliau dan kelompoknya berasal dari penjualan bibit mangrove. Sekarang Pak Yadi memang sudah tidak muda lagi seperti dulu, namun semangat beliau untuk tetap melestarikan mangrove dan lingkungan tidak pernah padam.
Semoga kita sebagai generasi muda, memiliki semangat juang yang sama dengan Pak Yadi. Berjuang demi lingkungan di daerahnya masing-masing. Terima kasih Pak Yadi, engkaulah inspirasi kami untuk menjaga kelestarian lingkungan di daerah kami masing-masing. Suyadi, Memang Sang Maestro Lingkungan Sejati!
Let’s Save Our Mangrove Environment. NOW!
Artikel Terkait
- Mau Selamatkan Lingkungan (?), Cobalah Konsep ENVIRONTRENEURSHIP!
- Suyadi, Sang Maestro Lingkungan Sejati!
- Muara Angke yang Tidak Angker
- Airku Sayang, Airku Malang
- Anak-anak SD Ini, Penyelamat Pesisir Kita!
- Bukan Pangkas Rambut, Tapi Pangkas Pohon!
- Selamat Tinggal Kantong Plastik!
- Bukit Gundul, Tergerus Oleh Keserakahan Manusia
- Pohon Mangrove, Mahakarya Alam Tanpa Tanding
iya...
pak yadi emang profesor mangrove dari rembang..
patut dicontoh..
cahyadi...jadilah pak yadi...
xixixixi
Terima Kasih Fera, semangat Pak Yadi memang patut kita contoh sebagai generasi muda agar lingkungan kita tetap lestari.
Let's Save Our Environment. NOW!
Ayo Sobat Muda kita kembangkan cinta kita terhadap lingkungan demi alam bangsa ini
Other Materi mungkin bisa membantu
please let me to introduce
www.amartha-saturnus.blogspot.com
http://amartha-saturnus.blogspot.com/p/makarya-rajutan-tangan-aticobhita.html