Air Untuk Masa Depan

Posted by Cahyadi Adhe Kurniawan

Semarang – cahyadiadhekurniawanblog. Setetes air merupakan kehidupan di muka bumi. Contohnya pada gambar di samping, menggambarkan bahwa air itu sangat penting bagi kehidupan. Air harus dijaga kebersihan dan kelestariannya agar bisa digunakan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Namun saat ini, yang terjadi sebaliknya. Akibat ketamakan manusia, kondisi air kian hari kian mengkhawatirkan. Mata air yang ada, pun saat ini sudah mulai kering, tereksploitasi. Pipa dengan panjang puluhan meter, menghujam ke mata air yang ada di bawah tanah. Seluruh air disedot dan digunakan seenaknya saja oleh kita, tanpa pernah berfikir bahwa suatu saat nanti air itu akan habis (?).

Muara Angke yang Tidak Angker

Posted by Cahyadi Adhe Kurniawan

Semarang – cahyadiadhekurniawanblog. Ketika mendengar kata Muara Angke, sering kita mengasosiasikan kata Angke dengan kata Angker. Padahal, Muara Angke adalah salah satu daerah yang terletak di utara Jakarta. Kota Jakarta yang terkenal dengan hutan-hutan betonnya, ternyata masih memiliki hutan hijau yang cukup luas. Dimanakah letak hutan hijau itu? Ya, hutan itu terletak di kawasan ekowisata mangrove yang terletak di daerah Muara Angke, Jakarta Utara. Kondisi hutan mangrove di sana memiliki banyak jenis mangrove dan cukup lebat.

“Tolong..., Jangan Asinkan Air Kami!”

Posted by Cahyadi Adhe Kurniawan

Semarang - cahyadiadhekurniawanblog. Judul tersebut di atas, mungkin mewakili bisikan hati para masyarakat yang ada di daerah pesisir kita. Bagaimana tidak?, air tanah yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari mereka, kini tak lagi dapat digunakan. Air tanah yang biasanya tawar, sekarang telah berubah menjadi asin atau payau. Memang, pada hampir sebagian wilayah pesisir yang ada di Indonesia, air tanahnya kini sudah tidak tawar lagi alias menjadi payau. Air tawar yang sudah berubah menjadi asin tersebut, adalah akibat dari adanya peristiwa intrusi air laut. Apakah intrusi air laut? Intrusi air laut adalah masuknya atau merembesnya air laut, ke dalam daratan atau tanah, sehingga air yang ada di dalam tanah menjadi asin tercampur air laut.

Mau Selamatkan Lingkungan (?), Cobalah Konsep ENVIRONTRENEURSHIP!

Posted by Cahyadi Adhe Kurniawan

Semarang – cahyadiadhekurniawanblog. Banyak cara bagi kita untuk turut serta menyelamatkan lingkungan. Mulai dari hal-hal kecil sampai hal yang besar. Masing-masing memiliki dampak yang berbeda terhadap lingkungan kita. Saat ini muncul konsep “environtreneurship”. Mungkin bagi sebagian orang merasa asing dengan istilah seperti ini, tetapi bagi sebagian lagi malah sudah akrab dengan istilah ini. “Environtreneurship” merupakan konsep gabungan antara “environment” (lingkungan) dengan “entrepreneurship” (wirausaha). Jadi “environtreneurship” merupakan suatu konsep untuk berwirausaha sekaligus menyelamatkan lingkungan atau tanpa merusak lingkungan.

Bukit Gundul, Tergerus Oleh Keserakahan Manusia

Posted by Cahyadi Adhe Kurniawan

Semarang – cahyadiadhekurniawanblog. Sangat indah ketika mata memandang bukit-bukit yang hijau penuh pepohonan. Diiringi semilir angin pagi yang sejuk, membuat hati kian tenang dan tentram. Tetapi apa yang terjadi apabila bukit yang hijau tadi, berubah menjadi coklat dan tak ada pepohonan lagi disana. Seperti pada gambar di samping, bukit yang dulunya hijau, kini menjadi gersang karena tergerus oleh keserakahan manusia.

Airku Sayang, Airku Malang

Diposting oleh cahyadiadhekurniawan On 12.08
Semarang – cahyadiadhekurniawanblog. Saat ini, rasa untuk menghargai air lambat laun mulai memudar. Limbah-limbah yang mengandung racun seringkali ditemukan telah dibuang ke saluran air. Seperti yang terjadi di daerah Tapak, Semarang (lihat foto di samping). Tapak merupakan salah satu daerah yang terkena dampak industri yang ada di Kota Semarang. Terdapat sekitar 13 industri di sana. Limbah-limbah industri dibuang ke sungai yang mengalir sehingga menyebabkan sungai berwarna hitam pekat dan menimbulkan bau yang tidak sedap. Menurut keterangan warga sekitar, yang menyebabkan sungai di Tapak menjadi berwarna hitam dan bau adalah karena tercemari limbah dari industri kecap, industri pengolahan sabun dan industri pengepakan ikan. Padahal, air sungai ini biasa dipakai oleh masyarakat untuk irigasi tambak-tambak mereka.
Semenjak sungai ini tercemar, masyarakat kesulitan untuk mengurus tambaknya, karena air yang tercemar tidak dapat dipakai lagi untuk irigasi tambak-tambak mereka. Jika masih tetap dipakai, maka ikan dan udang yang ada di tambak mereka menjadi mati dan tidak bisa dipanen sehingga petani tambak akan merugi dan tidak memperoleh penghasilan. Lucunya lagi, di Tapak, lokasi perindustriannya sangat dekat dengan kantor instansi pemerintah yang berkecimpung di bidang lingkungan. Secara logika seharusnya di daerah sana tidak akan terjadi pencemaran, namun faktanya air di sana selalu tercemar limbah pabrik dan sangat meresahkan warga.

Warga mengeluh karena pemilik pabrik tidak bisa mengolah limbahnya dengan baik dan benar. Menurut keterangan salah seorang warga di sana, pabrik akan mengelola limbahnya dengan benar, jika ada pemeriksaan dari instansi pemerintah, saja. Jika tidak ada yang memeriksa, limbah tidak akan diolah sebagaimana mestinya dan langsung dibuang ke sungai. Sungai tersebut akan mengalir terus menuju laut. Hal inilah, yang dapat mengganggu ekosistem hayati yang berada di laut. Ikan-ikan serta hewan laut lainnya akan terancam keberadaannya. Air yang tercemar tersebut dapat menyebabkan kematian pada ikan dan biota laut lainnya, yang pada akhirnya nanti akan bisa mengurangi penghasilan nelayan-nelayan tradisional yang ada di sana.

Permasalahan tentang air memang akan selalu menjadi permasalahan yang sangat kompleks. Efek buruk dari pencemaran air akan menjadi efek domino yang menyebabkan kerugian bagi masyarakat. Terjadi ketimpangan yang sangat jelas antara aspek ekonomi dan ekologi. Kita ini, seolah lebih menomorsatukan aspek ekonomi dan menomorduakan aspek ekologis. Kalau kita analisa lebih mendalam, sebenarnya antara aspek ekonomi dan ekologis dapat berjalan beriringan tanpa harus ada yang dinomorsatukan atau dinomorduakan. Aspek ekologis akan mendukung aspek ekonomi, sebagai contoh, jika setiap pabrik mengolah limbahnya dengan benar, maka air tidak akan tercemar dan masyarakatpun akan bisa mengolah tambaknya dengan baik sehingga kondisi perekonomian masyarakat akan semakin meningkat, hasilnya, masyarakatpun akan membeli produk-produk dari pabrik tersebut. Jadi, ada saling kepedulian untuk saling menghormati antar kepentingan yang ada, yaitu antara masyarakat dan pemilik pabrik.

Perlu adanya rasa saling tanggung jawab dalam menjaga kebersihan air. Menggunakan air yang bersih adalah hak setiap individu yang ada di dunia ini. Kita tidak bisa mencemari air demi kepentingan kita pribadi dan mengorbankan orang lain. Air yang sudah digunakan, diusahakan diolah kembali atau didaur ulang kembali, agar tidak ada air yang terbuang sia-sia. Sosialisasi dan publikasi sangat diperlukan untuk menyadarkan masyarakat mengenai betapa pentingnya air untuk masa depan. Sosialisasi harus lintas sektoral, antara pemerintah dan setiap elemen masyarakat. Publikasi bisa lewat media cetak maupun elektronik. Semakin banyak yang tahu tentang fungsi air, maka akan semakin terjaga kualitas air yang ada di lingkungan kita. Ayo kita selamatkan air kita untuk masa depan kita bersama.


Let’s Save Our Water For The Better Future!

Artikel Terkait

0 Response to "Airku Sayang, Airku Malang"

TERPOPULER

PROFIL

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Seorang pemuda yang berjuang demi lingkungan dengan konsep environtreneurship